― article by Louna Aquilla (X-4)
Tahu ga si kamu? Generasi Z disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet. Generasi ini selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi. Gadget sudah menjadi pegangan sejak kecil. Maka secara otomatis pengenalan teknologi dan dunia maya ini begitu berpengaruh pada kepribadian mereka dan perkembangan kehidupan di masa depan nanti.
Hal ini membuat masa depan sektor teknologi semakin cerah di tangan generasi Z. Dilansir Tirto.id yang mengutip survei Nielsen, Generasi Z mempengaruhi perputaran ekonomi dunia sebagai 62 persen konsumen pembeli produk elektronik. Hal ini dipengaruhi oleh kehidupan mereka yang segala sesuatunya terkoneksi dengan internet.
Teknologi
memiliki peran besar dalam memengaruhi masa depan generasi Z, dengan peranan bahwa teknologi akan menggugah
dan menciptakan versi yang berbeda dari diri mereka,
namun dengan cara yang
lebih efisien dan menghemat waktu mereka.
Ini menginspirasi generasi Z untuk menjadi berbeda, dengan kata lain mereka akan memilih untuk berani tampil beda.
Teknologi juga
memiliki pengaruh besar bagi masyarakat karena sebagian dari informasi akan tampil di masyarakat dan
memiliki penilaian dari berbagai sisi oleh berbagai
lapisan masyarakat. Hingga dengan kata lain, generasi Z memiliki kemungkinan besar untuk dapat memengaruhi
masyarakat dengan andil mereka dalam
dunia teknologi dan informasi. Beberapa dari mereka memiliki keinginan menjadi influencer seperti menjadi
Youtuber atau menjadi gamer, cita-cita yang tidak terpikirkan oleh generasi sebelum
generasi Z.
Teknologi Yang Memengaruhi Cita-Cita Gen Z
Terus cita-cita
apa, sih, yang paling booming di kalangan Gen Z?
Ada anggapan bahwa menjadi YouTuber bisa mendatangkan uang dengan mudah. Padahal, menjadi YouTuber tidak sesederhana yang terlihat. Seperti yang dinyatakan oleh Kevin Hendrawan –salah satu selebritas media sosial paling berpengaruh saat ini, YouTuber pun harus menutup biaya produksi yang bisa membuat tekor.
Risiko lainnya
adalah pekerjaan tersebut bisa hilang bila pemerintah menutup situs Youtube. Risiko ini juga disinggung dalam
penelitian yang dilakukan oleh Mathias Bärtl
pada 2018 di Amerika Serikat. Menurut Bärtl, 96,5 persen dari semua yang mencoba menjadi YouTuber tidak akan
menghasilkan cukup uang dari iklan untuk memecahkan garis kemiskinan di Amerika Serikat.
Sementara keinginan menjadi gamer digandrungi oleh Generasi Z laki-laki. Profesi tersebut menempati peringkat kedua (14,3 persen) setelah dokter (15,1 persen). Angka pemain gim dari Generasi Z juga semakin meningkat; ini dipengaruhi harga konsol, akses internet, dan pertumbuhan mobile game di gawai. Tak hanya itu, adanya kompetisi gim lokal dan internasional, juga pelatihan dengan tim profesional, membuat profesi ini begitu menarik untuk digeluti. Salah satunya adalah Aaron ‘Mindfreak’ Leinhart yang mulai meniti karier sebagai gamer pada usia 14 tahun.
Lalu, generasi Z memiliki inspirasi lain dalam menggunakan teknologi dan informasi sebagai saran untuk mendapatkan uang. Kembali lagi, ide terbanyak dan paling menguntungkan yang mereka dapatkan adalah dengan menjadi influencer aktif yang menginspirasi, memiliki banyak pengikut, dan terutama mendapatkan uang.
Dalam riset yang dilakukan oleh The Center for Generational Kinetics di 2017, Generasi Z mendapatkan penghasilan mereka sendiri lebih awal dibandingkan generasi sebelumnya. Gen Z secara aktif bekerja untuk mendapatkan uang di usia muda, baik melalui pekerjaan sampingan atau lepas. Tak heran bila bidang pekerjaan yang diminati oleh mahasiswa Generasi Z adalah pengusaha –sebesar 23 persen.
Dilihat berdasarkan jenis kelamin, mayoritas laki-laki memilih menjadi pengusaha (33,1 persen) dan bekerja di perusahaan teknologi besar (15,2 persen) seperti Apple, Google, dan Facebook. Sedangkan, selain menjadi pengusaha (17,6 persen), perempuan lebih memilih untuk bekerja di bidang kesehatan (24,2 persen).
Terlihat jelas bahwa
teknologi begitu memengaruhi Gen Z dalam menentukan pilihan untuk masa depan. Oleh sebab itu, penting
untuk memberikan arahan di tengah canggihnya
teknologi dan derasnya arus informasi. Keinginan untuk memberi impresi dan dampak di masyarakat bisa menjadi
karakteristik dari Gen Z yang bisa membawa harapan
positif. Namun, tidak menutup kemungkinan, alih-alih menjadi harapan malah menjadi bumerang
bagi masyarakat.
Sumber Referensi:
https://stiki-indonesia.ac.id/2021/02/11/karakter-generasi-z-si-mahir-teknologi- gemar-inovasi/
https://mudanews.com/sosial-budaya/2020/02/06/pengaruh-teknologi-terhadap- masa-depan-generasi-z/
Komentar
Posting Komentar