― article by Assyifa Keisha A. (X-8)
Generasi
Z merupakan generasi yang hidup di zaman teknologi dan hal itu bukan menjadi sebuah rahasia. Bahkan di zaman
ini aplikasi komputer mulai berkembang sehingga segala sistem yang ada mulai dilakukan dengan metode
komputerisasi. Kemampuan generasi ini dalam menguasai teknologi dianggap bawaan sejak lahir.
Di
konteks pendidikan, pemahaman
tentang karakteristik setiap generasi menjadi
penting untuk menentukan bagaimana strategi pendidikan yang efektif diberikan kepada siswa. Tujuannya tidak sekadar capaian
akademik dan pedagogik
siswa, tetapi juga bagaimana proses
pendidikan dapat menumbuhkan karakter dan kecintaan siswa terhadap
aktivitas belajar. Saat ini, sebagian
besar dari Gen Z berada
pada usia sekolah.
Ini berarti, penyesuaian sistem belajar dalam ruang-ruang pendidikan kita harus
mempertimbangkan karakteristik Generasi Z agar
sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa mengesampingkan minat
dan habituasi mereka sebagai sebuah
kelompok generasi.
Terlihat jelas bahwa teknologi begitu memengaruhi generasi
Z dalam menentukan pilihan untuk masa depan. Oleh sebab itu, penting untuk memberikan
arahan di tengah canggihnya teknologi
dan derasnya arus informasi. Keinginan untuk memberi impresi dan dampak
di masyarakat bisa menjadi karakteristik dari generasi Z yang
bisa membawa harapan
positif. Namun, tidak menutup kemungkinan, alih-alih menjadi harapan
malah menjadi bumerang
bagi masyarakat.
Media
sosial memang punya sisi positif dalam pemanfaatannya. Menurut psikolog klinis Tara de Thouars media sosial bagi generasi
Z merupakan sarana
untuk tampil berekspresi menunjukkan potensi diri. Selain itu juga untuk memperluaskan
relasi sosial, dan belajar banyak hal.
Salah
satu dampak negatif yang sering ditemui adalah generasi Z yaitu terkadang membandingkan dirinya dengan orang lain. Hal ini selanjutnya dapat memicu terjadinya depresi. Selain itu, penggunaan media
sosial yang terlampau bebas tanpa pengawasan bisa menyebabkan cyber bullying.
Menurut
Tara ada 4 hal penting yang diperhatikan untuk menjaga karakter generasi Z dari efek buruk media
sosial, diantaranya yaitu :
1. Internal yaitu lingkungan, bisa berasal dari keluarga, guru, masyarakat atau generasi sebelumnya.
2. Menanamkan nilai-nilai positif sekaligus memberi memberikan contoh. Karena generasi Z tidak hanya belajar dari yang didengar tapi apa yang dilihat.
3.
Mengajak gen z untuk berdiskusi.
Ketika ada masalah, ajak untuk cari solusi bersama.
Sehingga generasi Z merasa terlibat dan
memiliki rasa tanggung jawab.
4. Menjaga tampilan seperti menjaga tubuh tetap wangi. Selain itu meningkatkan kepercayaan diri dan yang terpenting, membangun karakter yang baik.
Kesimpulan : kita sebagai generasi Z harus bijak dalam menggunakan media sosial atau lainnya, sehingga kita akan tau mana yang
berdampak positif dan mana yang berdampak negatif.
Komentar
Posting Komentar