― artikel oleh Nadia Nurul (CIRRUS 46)
Sudahkah kalian tahu? Bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat unik dan beragam, khususunya di bidang musik dan kesenian. Keberagaman di bidang tersebut sudah cukup popular dan mendunia. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satu alat musik tradisional khas Indonesia yang sangat terkenal, yaitu angklung. Bicara tentang angklung, kurang lengkap, nih, kalo ngga bahas kehebatannya dalam mengharumkan nama Indonesia tercinta, salah satunya pengakuan organisasi dunia, yaitu UNESCO! Angklung resmi diakui oleh UNESCO pada tahun 2010, angklung masuk dalam warisan budaya takbenda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Tentu saja, ini menjadi sebuah pencapaian besar di bidang musik dan kesenian di Indonesia.
Tapi, sebelumnya, kita bahas lebih detail tentang angklung, yuk!
Angklung adalah alat musik tradisional dari tanah Sunda atau Jawa Barat. Terbuat dari bambu dan cara memainkannya digoyang-goyangkan hingga menghasilkan suara akibat getaran. Alat musik ini harus dimainkan secara kolektif dalam sebuah ensambel. Sama seperti alat musik tradisional lainnya, angklung mempunyai kaitan erat dengan adat istiadat dan identitas budaya.
Zaman dahulu, angklung tidak digunakan sebagai kesenian, melainkan sebagai alat bunyi untuk upacara seperti upacara yang berkaitan dengan padi, serta kegiatan kepercayaan. Karena angklung sudah muncul pada zaman Hindu, angklung digunakan di ritual keagamaan dan sebagai pembangkit semangat juang tentara pada perang masa Kerajaan Pajajaran. Wah, beda banget ya, fungsinya dengan yang sekarang!
Namun, meskipun begitu, zaman dahulu pertunjukkan angklung pernah ditampilkan, lho, yaitu pada saat Perundingan Linggarjati tahun 1946 yang dilakukan oleh Daeng Soetigna, Bapak Angklung Indonesia. Pak Daeng mampu menciptakan angklung sebagai alat musik dengan tangga diatonis yang bisa dimainkan secara harmonis bersama alat musik lainnya.
Sekarang, angklung berfungsi utama sebagai pertunjukkan dan sebagainya. Psst... Ada sedikit funfact, nih! Ternyata angklung bisa menjadi terapi pasca stroke, lho! Pasien stroke yang diterapi dengan bermain angklung, akan terlatih melakukan gerakan menyilang yang dapat melatih kebugaran otak, sehingga jembatan otak atau golden bridge menjadi lebih aktif. Memainkan angklung akan mengintegrasikan saraf mata dengan saraf bicara dan saraf gerak sehingga memberikan proses pemulihan kepada pasien. Keren banget, kan?
Nah, tadi kita sudah bahas banyak tentang angklung. Gimana, nih, guys? Pasti makin tertarik, dong, untuk memainkan dan melestarikan salah satu alat musik kebanggaan Indonesia ini!
Komentar
Posting Komentar