Langsung ke konten utama

KAMUS 2022 | Angklung, Alat Musik Khas Indonesia yang Diakui oleh UNESCO

 ― artikel oleh Nadia Nurul (CIRRUS 46)



    Sudahkah kalian tahu? Bahwa Indonesia adalah negeri yang sangat unik dan beragam, khususunya di bidang musik dan kesenian. Keberagaman di bidang tersebut sudah cukup popular dan mendunia. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satu alat musik tradisional khas Indonesia yang sangat terkenal, yaitu angklung. Bicara tentang angklung, kurang lengkap, nih, kalo ngga bahas kehebatannya dalam mengharumkan nama Indonesia tercinta, salah satunya pengakuan organisasi dunia, yaitu UNESCO! Angklung resmi diakui oleh UNESCO pada tahun 2010, angklung masuk dalam warisan budaya takbenda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Tentu saja, ini menjadi sebuah pencapaian besar di bidang musik dan kesenian di Indonesia.

    

    Tapi, sebelumnya, kita bahas lebih detail tentang angklung, yuk!

    

    Angklung adalah alat musik tradisional dari tanah Sunda atau Jawa Barat. Terbuat dari bambu dan cara memainkannya digoyang-goyangkan hingga menghasilkan suara akibat getaran. Alat musik ini harus dimainkan secara kolektif dalam sebuah ensambel. Sama seperti alat musik tradisional lainnya, angklung mempunyai kaitan erat dengan adat istiadat dan identitas budaya.

 

    Zaman dahulu, angklung tidak digunakan sebagai kesenian, melainkan sebagai alat bunyi untuk upacara seperti upacara yang berkaitan dengan padi, serta kegiatan kepercayaan. Karena angklung sudah muncul pada zaman Hindu, angklung digunakan di ritual keagamaan dan sebagai pembangkit semangat juang tentara pada perang masa Kerajaan Pajajaran. Wah, beda banget ya, fungsinya dengan yang sekarang!


    Namun, meskipun begitu, zaman dahulu pertunjukkan angklung pernah ditampilkan, lho, yaitu pada saat Perundingan Linggarjati tahun 1946 yang dilakukan oleh Daeng Soetigna, Bapak Angklung Indonesia. Pak Daeng mampu menciptakan angklung sebagai alat musik dengan tangga diatonis yang bisa dimainkan secara harmonis bersama alat musik lainnya.


    Sekarang, angklung berfungsi utama sebagai pertunjukkan dan sebagainya. Psst... Ada sedikit funfact, nih! Ternyata angklung bisa menjadi terapi pasca stroke, lho! Pasien stroke yang diterapi dengan bermain angklung, akan terlatih melakukan gerakan menyilang yang dapat melatih kebugaran otak, sehingga jembatan otak atau golden bridge menjadi lebih aktif. Memainkan angklung akan mengintegrasikan saraf mata dengan saraf bicara dan saraf gerak sehingga memberikan proses pemulihan kepada pasien. Keren banget, kan?


    Nah, tadi kita sudah bahas banyak tentang angklung. Gimana, nih, guys? Pasti makin tertarik, dong, untuk memainkan dan melestarikan salah satu alat musik kebanggaan Indonesia ini!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Turning Stress into Your “Secret” Superpower

Artikel oleh Anindya Farahaniya XI-2 (CIRRUS 47) Hai, Sivitas Smansa! Kembali lagi di edisi Blog CIRRUS! Kali ini pembahasannya mungkin cukup familiar dengan apa yang kita alami sekarang, apalagi di masa-masa SMA nih! Pasti seiring berjalannya waktu, beban kita menjadi lebih berat dibandingkan yang sebelumnya kan? Banyak sekali cobaan-cobaan yang dihadapi, ada aja gitu masalahnya. Mulai dari masalah akademis, keluarga, pertemanan bahkan percintaan, rasanya jadi campur aduk dan numpuk aja semuanya menjadi beban pikiran dan mungkin malah berujung stress. Katanya sih masa-masa SMA adalah masa di mana hidup kita jadi super duper roller coaster, banyak plotwist nya! Memang sih hidup harus dinikmati, entah apapun masalahnya kita harus coba untuk hadapi. Tetapi pernah ngalamin gak sih kalau kita itu udah mentok dan buntu banget dengan suatu masalah? Dan jadinya malah bikin stress dan kesehatan mental kita yang terganggu? Nah pas banget blog ini ada untuk memberikan insight tentang hal yang se...

Sparkle Your Way to Success!

 Artikel oleh Queena Dayana X-1 (CIRRUS 48)               Halo, sivitas SMANSA! Kembali lagi bersama blog CIRRUS karya remaja-remaja unik SMANSA! Bagaimana kabarnya, nih, teman-teman semua? Aku yakin teman-teman pasti lagi ngerasa lelah, capek, letih, dan lesu karena SMANSA lagi hectic banget akhir-akhir ini. Meskipun begitu, aku harap teman-teman selalu dalam keadaan sehat, happy, dan luar biasa! Nah, pembahasan blog CIRRUS kali ini, berkaitan dengan ke-hectic-an SMANSA, loh! Waduh, gimana tuh, maksudnya? Teman-teman ada yang bisa tebak nggak, tema blog kali ini tentang apa? Tentunya, pembahasannya nggak jauh-jauh dari problematika yang dihadapi oleh remaja di masa-masa SMA seperti sekarang! Nah, aku yakin, teman-teman sivitas SMANSA pasti punya mimpi yang besar dan keren, dong! Di dalam dunia yang sekarang semuanya serba cepat dan penuh rintangan ini, kita semua punya mimpi besar, termasuk aku! Tapi, teman-teman pernah bertanya-tanya...

When Reality Hits Worse Than a Hangover: It’s Gen-Z’s Survival Guide!

Artikel oleh Naya Shakila XII-8 “When Reality Hits Worse Than a Hangover: It’s Gen-Z’s Survival Guide!”           Hi, Smansa-fellas! Kembali lagi bersama blog CIRRUS karya remaja-remaja unik SMANSA! Gimana nih kabar temen-temen semua pasca liburan sekolah? Ada yang baca ini sambil males-malesan masuk sekolah? atau… males ketemu temen baru sehabis naik kelas? Waktu liburan sudah usai, tapi rasanya... HADUUHHH. Mata kayak dilakban, air pagi serasa duri, maunya sih liat alam dan gedung tinggi, jalan-jalan sambil pakai baju cantik. Eh nyatanya, udah harus balik sekolah, bergelut dengan tugas yang… ADUH! gak ada habisnya. Nah, maka dari itu, Blog CIRRUS kali ini akan membahas mengenai.. “CARA MENGATASI POST-HOLIDAY SYNDROME DENGAN CARA YANG GEN Z CODED BANGET!”           Teman-teman pembaca, sebagai Gen-Z pasti udah akrab banget nih sama feeling ini. Tapi tenang, jangan sampe Post-Holiday Syndrome bikin kita stuck di “delulu” mode p...